BIBLE LEARNING
Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV Sabtu, 30 November 2024

Ev. Dami Tiala bersama Romo Antonius Saptana Hadi, Pr. ( Ist )
Pesta Santo Andreas, Rasul
Sumber Inspirasi: ¤ Roma 10:9-18 ¤ Matius 4:18-22
Hari ini Gereja Semesta memperingat pesta Santo Andreas, Rasul. Ia berasal dari Betsaida, lalu tinggal di Kapernaun, pinggir Danau Galilea dan pekerjaannya sebagai nelayan. Andreas termasuk bilangan murid-murid pertama Yesus, yang aktif dan kritis menanggapi peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus.
Bacaan Injil hari ini (Matius 4:18-22) berceritera tentang “Yesus memanggil murid-murid yang pertama.” Yesus membutuhkan orang-orang lain sebagai rekan kerja untuk misi penyelamatan, yaitu sebagai penjala manusia. Yesus berkata kepada Simon yang disebut Petrus dan Andreas, dua orang bersaudara. “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (ay. 19). Mendengar perkataan Yesus, “Mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.” (ay. 20). Tidak sampai pada Petrus dan Andreas. Yesus pun melihat Yakobus dan Yohanes bersama ayah mereka sedang membereskan jala di dalam perahu, lalu Yesus memanggil dua orang saudara ini. “Mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia” (ay. 22).
Andreas adalah murid Yesus yang aktif dan kreatif ikut mencari solusi. Ia bukan murid yang suka ikut-ikutan, tetapi ambil keputusan setelah minta petunjuk sang guru, karena ia yakin bahwa Yesus Anak Domba. Karena itu, ia bukan saja pendengar Sabda, tetapi pelaksana Sabda yang mau mati demi Sang Sabda itu.
Yesus memanggil para murid-Nya yang pertama untuk membangun persaudaraan sejati, sehingga cinta-Nya dengan jalan melayani semua manusia terwujud. Yesus membutuhkan orang-orang yang bersedia, yang suka dan rela, penuh semangat melayani.
Menjadi murid tidak cukup hanya ikut dan menikmati saja, tetapi mau ambil bagian, ikut urun rembuk dan terlibat dalam perjuangan bersama. Menjadi murid, berarti harus tahu siapa guru yang diikutinya, harus tahu mengapa ikut guru itu, dan harus tahu apa yang harus dibuat sebagai pengikut.
Lalu, bagaimana dengan kita? Menjala manusia zaman ini, tidak segampang membalik telapak tangan. Tetapi, dengan batuan rahmat-Nya, kita bisa. “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan” (Rm 10:11). Dengan begitu, kita diajak untuk hidup saling melayani dengan HATI yang penuh kasih, demi kebaikan kita bersama tanpa mengharapkan IMBALAN. KASIH yang tidak terwujud dalam TINDAKAN MELAYANI, adalah KASIH yang HAMPA. (DT).
Happy WEEKEND
Shalom,
Tuhan memberkati.🛐
@Dami Tiala Umat Lingk. Ratu Kenyo Ev. Gereja Paroki Santo Petrus & Paulus BABADAN Wedomartani, Sleman – Yogyakarta.





















