TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Kabupaten SBD masih terpuruk dalam hal penanganan kesehatan.
Angka stunting yang terus naik dan kini telah menyentuh bilangan 40 persen jadi momok menakutkan.
Hal itu terungkap dalam sambutan Penjabat Bupati SBD, Ir. Yohanes Oktovianus, MM pada seremonial peletakan batu pertama pembangunan renovasi RSUD Reda Bolo, Jumat (17/01/2025).
Di hadapan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kepala Staf Kepresidenan, Letjen TNI (Purn) Anto Mukti Putranto serta sejumlah pejabat kabupaten yang hadir, penjabat bupati melaporkan sejumlah problem di bidang kesehatan.
“Angka balita stunting di SBD masih sekitar empat puluhan persen, dan ini jadi tantangan bagi kami untuk bisa bebas dari stunting,” ujarnya.
Menurut penjabat bupati, sejumlah upaya sudah dilakukan namun ada dua hal prinsip yang harus diperbaiki.
Pertama, perlu kerja keras untuk menyadarkan para orang tua tentang pentingnya hidup sehat.
“Salah satu contoh adalah masih ada para ibu yang memiliki balita belum menyadari pentingnya datang ke Posyandu secara rutin,” sebut penjabat bupati.
Sedangkan hal kedua, kata dia lagi, adalah faktor ekonomi keluarga yang belum mampu.
Ini yang perlu didorong dengan berbagai upaya untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
Demikian halnya dengan masalah penyakit, penjabat bupati menyebut masih ada persoalan yang jadi PR besar, salah satunya penyakit malaria.
“SBD ini satu-satunya kabupaten yang dalam peta masih masuk zona merah,” beber penjabat bupati.
Saat ini pemerintah daerah melalui dinas kesehatan masih terus memantau dan melakukan penelitian.
Ia menyebut, salah satu tindakan yang dilakukan adalah memperbaiki lingkungan sehingga malaria tidak terus berkembang.
“Yang kedua adalah pelayanan pengobatan kepada masyarakat yang terkena malaria,” tandasnya. ( JIP/MS )