WEWEWA BARAT, MENARASUMBA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten SBD menggelar sosialisasi bertajuk Pencegahan dan Mitigasi Bencana di SMKN 3 Wewewa Barat.
Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari tersebut melibatkan 100 peserta yang terdiri dari siswa dan guru di sekolah ini.
Saat menutup kegiatan ini, Selasa (01/08/2023), Kepala BPBD Kabupaten SBD, Samuel Boro, ST berharap sosialisasi ini bisa menambah wawasan siswa saat menghadapi situasi bencana.
Sejumlah staf BPBD Kabupaten SBD sedang memperagakan cara melakukan pertolongan pertama pada korban bencana. (Foto Menara Sumba)
“Secara topografi, ancaman bencana yang mungkin bisa terjadi di wilayah ini berupa longsor akibat gempa bumi dan banjir, juga bencana angin atau kebakaran,” ujarnya.
Karena itu harus ada upaya untuk membangun kewaspadaan dini untuk menghadapi bencana yang salah satunya lewat sosialisasi pencegahan dan mitigasi bencana di sekolah tersebut.
Menurut Samuel Boro, Pulau Sumba masuk dalam zona wilayah yang rentan dengan berbagai ancaman bencana alam terlebih gempa bumi.
Pengetahuan tentang mitigasi bencana bagi siswa sangat penting agar pemahaman antisipasi menjadi lebih baik dan bisa ditularkan kepada lingkungan tempat tinggalnya.
Salah satu instruktur yang juga menjabat Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kabupaten SBD, Yustinus Sudi Lero, ST. (Foto Menara Sumba)
“Ini salah satu alasan, mengapa siswa jadi sasaran utama agar bisa menjadi agen di lingkungannya, minimal dalam keluarganya sendiri,” imbuh Samuel.
Dalam sambutannya, Kepala SMKN 3 Wewewa Barat, Paulus Ngongo Bili, S.Pd mengatakan, sosialiasasi tersebut sangat bermanfaat bagi siswa dan guru di sekolah ini.
“Kami sangat berterima kasih dan menyampaikan apresiasi kepada BPBD Kabupaten SBD karena sudah berkenan menggelar sosialisasi tentang mitigasi bencana di sekolah ini,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, pengetahuan tentang mitigasi bencana masih merupakan sesuatu yang asing bagi siswa karena tidak ada bidang ilmu terkait hal itu yang diajarkan di sekolah.
Karena itu, apa yang sudah disampaikan dalam sosialiasasi ini menjadi pengetahuan amat berharga sebagai bekal para siswa termasuk guru manakala harus menghadapi situasi darurat saat terjadi bencana.
Ia juga berharap agar kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin di waktu mendatang mengingat pengetahuan tentang pencegahan bencana masih jadi hal baru bagi siswa di sekolah tersebut.
Angelina Erna Bili, salah seorang siswi peserta sosialisasi mengaku sangat senang mengikuti kegiatan ini karena menambah pengetahuannya tentang cara menghadapi situasi saat gempa bumi. (Foto Menara Sumba)
“Besar harapan kami, di lain waktu bapak ibu dari BPBD Kabupaten SBD kembali di sekolah ini untuk menuntun kami semua agar bisa paham tentang cara menghadapi sistuasi darurat saat bencana,” harap Paulus.
Salah satu instruktur yang juga menjabat Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan di BPBD Kabupaten SBD, Yustinus Sudi Lero, ST menjelaskan, kegiatan dalam bentuk simulasi gempa bumi ini sudah menjadi agenda rutin tahunan.
“Ini merupakan sekolah kelima yang sudah kami datangi dalam kegiatan ini,” jelas Yustinus.
Sosialisasi tersebut, lanjutnya lagi, sudah menjadi program nasional yang terkait dengan penyusunan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Tidak saja menyangkut penyusunan SPAB, namun kegiatan lain sudah dilakukan pula termasuk program Desa Tangguh Bencana yang lebih menyasar desa di sepanjang pesisir pantai Sumba Barat Daya.
Pulau Sumba sendiri, lanjut Yustinus, berada pada lempeng megathrust yang berpotensi mengalami gempa bumi dengan kekuatan bisa mencapai di atas 8 skala richter.
“Kami juga sudah tetapkan sejumlah desa tangguh, karena secara histori pada tahun 1977 pernah terjadi tsunami di SBD yang mungkin tidak diketahui publik. Ini salah satu alasan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap mitigasi bencana,” tandasnya.
Salah seorang siswa kelas XI SMKN 3 Wewewa, Angelina Erna Bili mengaku senang karena sudah mendapat pengetahuan tentang cara menghadapi situasi saat terjadi gempa bumi.
“Saya sangat senang karena menambah pengetahuan tentang kewaspadaan terhadap bencana alam. Terima kasih untuk bapak ibu dari BPBD Kabupaten SBD yang sudah membimbing kami,” akunya. ( JIP/MS )