Feature

Fabianus Mone Pati, dari Aktivis Kampus, Loper Koran, Wartawan, dan Kini Mengasah Kemampuan Politik

×

Fabianus Mone Pati, dari Aktivis Kampus, Loper Koran, Wartawan, dan Kini Mengasah Kemampuan Politik

Share this article

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Publik Loda Wee Maringi Pada Wee Malala, terutama di seantero Kodi kenal benar dengan figur Fabianus Mone Pati karena amat getol memberitakan berbagai penyimpangan dan ketimpangan.

Tidak banyak yang tahu jika wartawan suaraindonesia.com yang sering bikin geger dengan pemberitaan menghentak ini sosok yang piawai dalam urusan demonstrasi.

Ditemui media ini beberapa waktu lalu, Fabianus yang akrab dipanggil Tibo ini berkisah tentang masa lalu hidup penuh warna perjuangan.  

Semasa kuliah di Universitas PGRI Kupang, Fabianus Mone Pati yang lahir di Waikadada pada 4 Februari 1983 ini sudah makan asam garam dalam dunia aksi protes.

Fabianus Mone Pati ( kelima dari kanan dengan kemaja putih lengan panjang pose di depan) saat mengikuti salah satu tugas dalam sidang di MK ketika masih aktif sebagai asisten pengacara di Kantor Advokat Frengki Manu. ( Foto dok. pribadi Fabianus Mone Pati )

Aktivitasnya ini menempa karakter Tibo sebagai sosok yang tidak tenang berdiam diri manakala menyaksikan ketimpangan di tengah masyarakat, terutama yang merugikan rakyat kecil.       

“Saya mulai aktif sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas PGRI NTT pada tahun 2006  sampai dengan  tahun 2008,” tuturnya.

Tidak main-main, Tibo kemudian didaulat sebagai Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) se NTT mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2013.

Berbagai kesulitan yang dialami sejak menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Kupang pada tahun 2006 tidak membuatnya patah semangat menuntut ilmu.

“Selama jadi mahasiswa saya bekerja sebagai loper koran Pos Kupang dan Timor Express untuk membiayai kuliah,” akunya terus terang.

Kondisi ekonomi itu pula yang memaksa alumni SMA PGRI Waingapu tahun 2003 ini menunda keinginannya melanjutkan studi di perguruan tinggi meski saat itu dirinya sudah berada di Kota Kupang.

Tidak mau menyia-nyiakan waktu ketika sudah menjajak kaki di ibu kota provinsi ini, Tibo memilih bekerja apa saja yang penting halal.

Fabianus Pati Mone kini telah mantap hati berjuang untuk kepentingan rakyat lewat jalur politik dan menjadi caleg Partai Golkar di daerah pemilihan Sumba Barat Daya 4. ( Foto dok. pribadi Fabianus Mone Pati )

“Dari tahun 2003 sampai tahun 2005 saya bekerja sebagai buruh kasar harian di sejumlah proyek yang ada di Kupang sekaligus mengumpulkan dana untuk bisa lanjut kuliah,” bebernya.

Meski pendidikannya tidak berlatarbelakang hukum, karena aktivitas dan keberanian Tibo dalam berbagai aksi demo ia ditunjuk sebagai asisten pengacara pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 di Kantor Advokat Frengki Manu, Kupang.

Jagat politik sudah dikenal alumni SD Mata Kapore tahun 1997, dan SMP Negeri Lendi Wacu tahun 2001 sejak masuk SMA PGRI Waingapu.

“Saya jadi simpatisan Partai Golkar sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2018,” ujar anak ke 4 dari 6 bersaudara ini.

Pada tahun 2010 Tibo mulai merambah dunia pers dan terakhir memilih bergabung dengan media online suaraindonesia1.com dengan menduduki posisi sebagai Kepala Biro Sumba Barat Daya.

Ia kemudian jadi salah satu momok menakutkan bagi pembuat onar dan aparat korup, namun dicintai rakyat kecil tertindas yang dibelanya matia-matian dengan senjata pena wartawan.

Kini, buah hati dari Bapak  Tomas  Kuri Bili dan Ibu Jama Nuna ini telah mantap hati di jalur politik dan menjadi salah satu calon anggota legislatif Partai Golkar di dapil SBD 4 yang meliputi kecamatan Kodi, Kodi Bangedo, dan Kodi Balaghar.  

Sejak tahun 2023 ia resmi menjadi pengurus Beringin dan kini menjabat Sekretaris Partai Golkar Kecamatan Kodi Bangedo

“Saya tertarik dengan dunia politik karena ingin mengawal berbagai kebijakan pembangunan pemerintah daerah agar terimplementasi dengan benar bagi kesejahteraan rakyat,” sebutnya pula.

Ia memilih jadi caleg untuk mewakili aspirasi masyarakat terlebih konstituen di Desa Dinjo, Desa Rada Loko, Desa Bonda Bala, Desa Ana Lewe, dan Desa Mata Kapore di Kecamatan Kodi Bangedo.

“Ingin menjawab harapan mereka yang belum punya perwakilan di DPRD SBD sesuai kata hati warga di beberapa desa tersebut,” tandas Tibo.  ( Julius Pira )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *