Lingkungan Hidup

Kesadaran Warga Masih Jadi Soal Krusial dalam Penanganan Sampah di SBD

×

Kesadaran Warga Masih Jadi Soal Krusial dalam Penanganan Sampah di SBD

Share this article

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Kesadaran warga dalam mengelola sampah rumah tangga masih jadi masalah krusial di kabupaten Sumba Barat Daya.

Banyak sampah yang bersumber dari limbah rumah tangga dan tempat usaha dibuang begitu saja di berbagai tempat.

“Kendati sudah berulang kali diberitahu bahkan dipasang tanda peringatan agar tidak membuang sampah sembarangan, tetap saja tidak diindahkan,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten SBD, Enos Eka Dede, S.Sos, Senin (31/07/2023).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten SBD, Enos Eka Dede, S.Sos. (Foto Menara Sumba)

Tabiat buang sampah sembarangan hingga kini masih terlihat di berbagai tempat karena minimnya kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan.

Ia mencontohkan penanganan sampah di kawasan Pasar Omba Komi, Desa Pogo Tena, Kecamatan Loura yang belum bisa diatasi.

“Meski sudah dibersihkan petugas, namun setelah itu warga kembali membuang sampah di tempat tersebut,” katanya lebih lanjut.

Kendala krusial lain dalam pengelolaan sampah, sebut Enos, karena dicampuraduk antara sampah organik dan sampah anorganik sehingga menyulitkan petugas yang menanganinya di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Karena itu butuh kesadaran dan pemahaman seluruh masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga maupun limbah toko dan berbagai jenis usaha lain sebelum dibuang ke tempat sampah.

Perilaku ini harus harus dibiasakan mulai dari lingkungan keluarga dan tempat kerja untuk membentuk karakter individual di tingkat paling kecil.

“Jika kita tidak membiasakannya dari lingkungan terkecil ini akan sulit tanpa pembentukan karakter individu agar terbiasa dalam mengelola sampah,” lanjutnya.

Karena itu, pemerintah daerah telah mengeluarkan himbauan melalui surat edaran bupati tentang kebersihan lingkungan yang bertitik tolak dari lingkup rumah tangga dan lingkungan kerja maupun sekolah.

Untuk membangun kesadaran bersama dalam penanganan sampah, sebut Enos, butuh upaya keras dan kolaborasi yang sinergis dari seluruh stakeholder.

Selaku instansi yang bertanggung jawab dalam penanganan sampah, pihaknya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa tanpa peran aktif semua pihak yang ada di wilayah ini.

“Dengan berbagai keterbatasan, kami sudah berupaya maksimal untuk itu. Namun di sisi lain mesti ada kolaborasi yang setimbang terutama menyangkut kesadaran mengelola sampah,” ujar Enos.

Ia mengatakan, kendati dalam kondisi anggaran yang sangat terbatas, pihaknya telah berupaya untuk mengadakan dua buah kontainer yang salah satunya akan ditempatkan di kawasan Pasar Omba Komi.

“Salah satu langkah untuk atasi masalah sampah di Pasar Omba Komi kita tempatkan penampung sampah di situ agar tidak lagi dibuang berserakan di pinggir jalan,” tuturnya.

Namun demikian, ia mengaku, sejumlah sarana sudah dalam kondisi rusak karena ulah warga membakar sampah yang sudah ditampung dalam kontainer hingga berlubang akibat korosif.

Mirisnya lagi, hingga kini masih ada warga yang membuang bangkai ternak di sejumlah tempat terutama di jalur Watukanggorok, Wewewa Barat.

Mau tidak mau, meski dengan kondisi seadanya, petugas harus berjibaku untuk menyingkirkan bangkai ternak yang aromanya sangat mengganggu pengguna jalan saat melintas di lokasi itu.

Pihaknya berharap dengan adanya surat edaran bupati ini, semua pihak bisa berperan aktif untuk bersama-sama mengatasi persoalan sampah yang sudah krusial di kabupaten ini.

“Tanpa kesadaran bersama sulit rasanya untuk atasi persoalan sampah dan akan selalu jadi pekerjaan berat yang tidak pernah terselesaikan,” pungkasnya.  ( TIM/MS )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *