TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Setamat kuliah perjuangan itu belum tuntas, karena harus mencari pekerjaan yang sesuai dengan ijazah di tangan.
Berbekal ilmu hukum yang baru digondol titel sarjananya ia mengabdi di Komisi Justice and Peace Keuskupan Weetebula yang dimotori almarhum Pater Moses Beding, CSsR.
Membantu di komisi ini bukan perkara mudah pula karena ia tidak memiliki izin beracara yang wajib dikantongi untuk bisa mengadvokasi sebuah kasus.

Almamater Aleks Rangga Pija, kampus Universitas Widya Mataram, Yogyakarta.
“Waktu itu saya dengan Kakak Angela Lele Biri yang sekarang jadi istri Kadis PUPR SBD Pak Weli Wodalado diutus ke Kupang untuk tes pengacara, tapi sama-sama tidak lolos,” kenangnya.
Ia kemudian banting setir melamar sebagai guru di SMK Pancasila Tambolaka yang kala itu dipimpin oleh Frans Kanda Japa Ole.
Namun dengan jujur pula ia mengaku jika sebetulnya niat ini tidak murni pelarian karena gagal jadi pengacara.
Justru ada hal lain yang menyulut semangat Aleks untuk melamar di SMK Pancasila, karena rupanya sang pujaan hati mengajar di sekolah itu.
“Tidak munafik, saya takut kehilangan pacar jadi lebih baik bergabung juga di SMK Pancasila,” ungkapnya polos.
Masih segar dalam ingatannya, ketika itu ia meminta Pater Mikael Mige Raya, SVD selalu ketua yayasan dan menghubungi Pak Frans Kanda Japa Ole yang masih keluarga. Dua tokoh di balik keberadaan SMK Pancasila tersebut kini sudah almarhum
“Beliau juga bilang ayo mari sudah bergabung,”.kenang Aleks ketika mengungkapkan niatnya mengajar kepada Frans Kanda Japa Ole sang kepala sekolah.

Foto Aleks Rangga Pija saat diwisuda sebagai sarjana hukum di Universitas Widya Mataram, Yogyakarta.
Selain takut kehilangan tambatan hati, jangan sampai keburu duluan diambil orang, hal utama lain dalam benaknya adalah ingin mencari jati diri mendapatkan pekerjaan tetap.
Watak Aleks memang tidak suka berpangku tangan, bekerja apa saja yang penting halal sudah jadi prinsip hidupnya.
Karena itu sejak masih berkarya di Komisi Justice and Peace pun Aleks sudah membuka lahan kebun 2 hektar di wilayah Humma yang setiap tahun panennya cukup berhasil.
Karyanya di SMK Pancasila baru dimulai pada tahun 2003, lima tahun setelah sang pacar yang sudah duluan mengabdi sejak tahun 1999.
Waktu itu ia dipercaya mengajar bidang studi PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) yang sebelumnya lebih dikenal dengan mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila).
“Selain PPKN, saat itu saya juga mengajar bidang studi pajak, juga ekonomi,” jelasnya lagi.
Di Tangannya SMK Pancasila Melejit Jadi Favorit
Alumni SDK Bombo tahun 1985, SMPK Wona Kaka Homba Karipit 1988, dan SMAK Anda Luri Waingapu 1991 ini memang punya talenta luar biasa di dunia pendidikan.

SMK Pancasila Tambolaka yang baru saja menerima penghargaan The Best Favorite School in Education Quality Excellent of The Year 2023.
Setelah kepemimpinan diambil oper dari Frans Kanda Japa Ole yang saat itu jadi anggota DPRD Sumba Barat, di tangan Aleks perlahan SMK Pancasila melejit pamornya hingga jadi favorit sekarang ini.
Ia kemudian membangun lagi SMK Iceya Ndaha di Kodi Utara yang terlihat seperti kloning SMK Pancasila Tambolaka.
Dalam perjalanan waktu, kini sudah 7 SMK, 5 SMP, 2 SD, dan 1 TK yang dibangun dan jadi lembaga pendidikan yang .bukan kaleng-kaleng.
SD Kadekap, dan SD Iceya Ndaha. SMK Pancasila, SMK Iceya Ndaha, SMK Bukit Indah, SMK Kadekap, SMK Ndaha Kehe, SMK Rada Benak, meski yang lain masih dalam tahap pembangunan dan belum sebagus SMK Pancasila dan SMK Iceya Ndaha.
“Meski tidak seberapa, dari lembaga pendidikan yang ada ini teman-teman sepenanggungan bisa tertolong penghasilannya meski tidak memuaskan,” tandasnya.
Setelah sekian tahun membina biduk rumah tangga dengan Margaritha Kaka Daha, SE sang pujaan yang mati-matian dicintainya, Aleks sudah dikaruniai dua putra dan dua putri.
Putra pertama Alfonsus Ariyatno Redemtho Putra Haghe sedang menyelesaikan kuliah di Unkris Artha Wacana Kupang, dan anak kedua Beatriks Maria Inosensia Redemtha Putri Haghe di Universitas Udayana, Bali.

Foto Aleks Rangga Pija bersama istri dan anak-anak.
Sedangkan anak ketiga, Claudio Orlando Redemptho Putra Haghe masih di bangku Seminari Sinar Buana Waitabula, dan si bungsu Dulcisima Maria Redemptha Putry Haghe baru masuk SMPK St. Yosef Freinademetz, Tambolaka.
Aleks Rangga Pija benar-benar bertangan dingin dan punya talenta di dunia pendidikan yang tidak dimiliki kebanyakan orang.
Mendirikan banyak sekolah tapi tidak abaikan kualitas dan disiplin, teguh dalam prinsip, konsisten antara kata dengan perbuatan.
Managemen terbuka dibarengi pengawasan jadi kekuatan yang mengantar lembaga pendidikan besutan Aleks terkelola dengan baik, tidak asal-asalan, apalagi sekedar mengejar jumlah siswa sebagai modal untuk peroleh bantuan dana operasional dari pemerintah.
Soal prestasi jangan ditanya karena banyak penghargaan telah disabet, teranyar adalah penghargaan The Best Favorite School in Education Quality Excellent of The Year 2023. ( Julius Pira )


































