TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Sudah beberapa waktu ini serangan hama belalang kembara tidak terlihat lagi, setelah sebelumnya sempat mengganas di sejumlah wilayah SBD.
Fase hidup belalang dewasa yang hanya 76 hari telah tuntas, dan kini adalah waktunya menanti tetasan telur serangga dengan nama ilmiah locusta migratoria ini.
“Kami sedang pantau perkembangan pada sejumlah wilayah yang dicurigai sebagai lokasi persinggahan terakhir belalang kembara,” kata Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten SBD, Ir. Yohanes Frin Tuka, Rabu (05/07/2023) di ruang kerjanya.
Ia menjelaskan, sejumlah wilayah yang diwaspadai jadi tempat persinggahan terakhir belalang ini adalah, Kodi Utara, Kodi Bangedo, dan Wewewa Barat.
Karena itu, penyuluh pertanian lapangan yang bertugas di seluruh wilayah itu sudah diminta untuk memantau perkembangan telur serangga pemakan gramineae tersebut.
Sejumlah titik yang dicurigai sebagai persinggahan terakhir hama ini jadi fokus pemantauan agar penanganan tetasan telur bisa dilakukan dengan tuntas.
“Setelah belalang melepas telurnya dalam tanah maka dua minggu setelah itu akan menetas menjadi nimfa, dan untuk berkembang jadi serangga dewasa butuh waktu lima minggu,” jelasnya.
Namun demikian, tidak semua lokasi bisa terpantau secara detail karena berbagai keterbatasan di lapangan, sehingga bisa saja ada tempat yang terlewatkan.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap peran serta seluruh elemen masyarakat untuk memerangi hama belalang secara bersama-sama.
“Petugas kami juga sangat terbatas sehingga mau tidak mau harus ada kolaborasi bersama yang efektif untuk memerangi hama ini,” ujar Kadis Frin Tuka.
Penanganan hama belalang yang tidak optimal karena luput dari pantauan menyebabkan populasi serangga ini berbiak seketika dalam jumlah banyak karena menemukan habitat yang ideal untuk berkembang.
Ia menyampaikan, satu-satunya upaya yang bisa dilakukan saat ini adalah mewaspadai sejumlah titik yang jadi persinggahan terakhir dan dicurigai menjadi lokasi bertelur belalang.
“Ketika sudah menetas jadi nimfa baru dibasmi bersama-sama. Sebab petugas dan peralatan kami terbatas untuk bisa menembus semua lokasi,” tandasnya. ( JAP/MS )