HAMELI ATE, MENARASUMBA.COM – Stigma sebagai pulau penyumbang kemiskinan terbesar di NTT yang tersemat untuk Sumba akan disudahi jika paradigma berpikir dan bekerja diubah secara total.
Hal itu ditegaskan Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat dalam apel peringatan HUT ke 64 Provinsi NTT, Selasa (20/12/2022) di Desa Hameli Ate, Kodi Utara, SBD.
“Sumba ini pulau penyumbang kemiskinan terbesar di NTT. Sumba Tengah, Sumba Timur, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya lengkap sebagi penyumbang kemiskinan terbesar,” terang gubernur.
Namun dirinya melihat, jika cara kerja sudah baik dan berubah maka ia memastikan ke depan pulau ini tidak lagi menyumbang stigma buruk.
Ia menandaskan, dengan perubahan pola pikir dan cara kerja, kesejahteraan untuk provinsi ini kelak akan datang dari Sumba.
“Mengapa? Karena kita melihat telah terjadi perubahan budaya yang luar biasa,” ujar gubernur.
Menurut laporan bupati SBD, katanya lebih lanjut, dulu banyak warga asal Kodi menyeberang ke Bima hanya untuk mencari upah sebagai buruh panen jagung. Tapi sekarang hal itu tidak terjadi lagi.
Saat ini, sebut Laiskodat, 80 hingga 90 persen dari warga tersebut sudah memutuskan untuk tidak lagi melanglangbuana hanya untuk mencari penghasilan di daerah lain.
Warga berubah pikiran karena sudah mengolah sendiri lahan yang ada dengan cocok tanam jagung dan hasilnya pun kini dinikmati.
“Kita lihat Sumba Tengah, kita berterimkasih untuk Bapak Presiden Joko Widodo karena sudah mengintervensi membangun Food Estate. Sekarang Bapak Bupati Sumba Tengah punya ribuan alat pertanian,” paparnya.
Di Sumba Timur saat ini ada budi daya udang dengan nilai tujuh triliun rupiah, dan akan dilengkapi dengan PLTS 40 mega setara dengan 700 miliar yang akan dibangun pada tahun depan.
Sementara Sumba Barat Daya dengan potensi yang luar biasa akan disiapkan pembangunan pabrik pakan ternak.
“Selama ini, setiap tahun kita beli pakan ternak dari Pulau Jawa senilai satu triliun rupiah. Kalau kita sudah punya jagung, punya tepung ikan, kita harus mampu untuk membangun itu,” janjinya.
Karena itu, rencana ini harus diusahakan sehingga bisa dijalankan dengan cara-cara yang mudah dan sederhana agar dapat dioperasikan bukan oleh perusahaan besar, tapi mesti dilakukan oleh industri rumah tangga.
Jika saat ini Indonesia masih impor daging, maka harus dipastikan dari Sumba akan menyiapkan itu. Tahun depan Sumba akan dapat sapi impor dari Brazil untuk breeding pada lahan seluas 6.500 di Sumba Timur.
“Kalau lihat di video gubernur bakalai dengan masyarakat, nah itu dia sudah hasilnya. Kita ribut seperti itu, tapi kita akan punya 6.500 hektar untuk breeding yang belum pernah terjadi di republik ini,” tandasnya.
Program breeding nantinya dipastikan harus berhasil karena akan ada ahlinya untuk itu, yang kelak didatangkan sekaligus dari Brazil.
Para ahli ini akan mengerjakan areal 6.500 hektar itu, dan akan disiapkan lagi lokasi yang nantinya diberikan kepada rakyat.
“Kita akan menyuplai daging-daging premium untuk bangsa ini. Harus dipastikan, provinsi NTT khususnya dari Pulau Sumba kita akan suplai daging-daging terbaik yang untuk satu potong saja harganya 2.500.000,” tegasnya disambut applaus meriah. ( JIP/MS )