TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Pesta demokrasi pilkada SBD sudah mulai diramaikan dengan pendaftaran bakal calon di sejumlah partai.
Beberapa wajah baru ditengarai bakal bertaburan menghias langit kontestasi calon pemimpin Sumba Barat Daya ini.
Rikhardus Holo Kondo, SH adalah salah satu sosok yang sering dibicarakan publik dan masuk radar sejumlah figur bakal calon orang nomor satu.
Infomasi yang tertangkap awak media kami pada masa pendaftaran ini terungkap jika sosok bernampilan tenang tersebut diincar sejumlah bakal calon orang nomor satu dari wilayah Wewewa.
Pose bersama Rikhardus Holo kondo dan keluarga dalam sebuah momentum kegiatan gereja. ( Foto dok. pribadi )
Hal itu diakui pria yang lahir di Bombo, Kodi Utara pada 20 Oktober 1967 ini saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (03/05/2024).
“Saya memang pernah didatangi dan ditawari agar bersedia menjadi bakal calon wakil bupati,” terang Rikhardus.
Kendati demikian hingga saat ini belum satu pun dari tawaran itu diterimanya.
Bukannya menampik, namun ia sadar tidak punya dasar kuat untuk menanggapi serius tawaran ini karena minim dukungan modal.
“Kita harus realistis dengan kondisi yang ada, dan jangan memaksa kehendak meskipun ada dorongan kuat masyarakat,” ujar Rikhardus.
Sosok santun, jujur, dan sederhana ini terlahir di lingkungan keluarga yang menjunjung tinggi tata krama.
Pose Rikhardus Holo Kondo saat masih menjabat sebagai camat Kodi. ( Foto dok. pribadi )
Watak ini kemudian terpatri dalam dirinya meski karier terus menanjak dan saat ini menduduki jabatan sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten SBD.
Karena sosok sederhana dan pembawaannya yang kalem, anak kedua dari tujuh bersaudara buah kasih pasangan bapak Petrus Muda Kondo dan ibu Katarina W. Pote ini dikenal sangat familiar di kalangan stafnya.
Bahkan jajaran guru, dari tingkat SD hingga SMP mengenal pribadi Rikhardus sebagai pimpinan yang sangat ramah, tidak neko-neko, apalagi mempersulit sesuatu urusan.
“Saya juga orang susah, maka sangat naif jika kemudian mempersulit orang untuk sesuatu urusan asal tidak melanggar aturan,” tuturnya.
Menanggapi wacana publik yang menyebut dirinya sebagai salah satu bakal kandidat kuat orang nomor dua mendampingi Dominggus Dama, media ini coba mengorek riwayat hidupnya.
Rikhardus menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDK Bombo pada tahun 1980, dan melanjutkan ke SMP Wona Kaka, Homba Karipit, Kodi Utara hingga tamat pada tahun 1983.
Kemudian suami dari Katarina Nuet (asal Manggarai) ini melanjutkan pendidikan di SMA Manda Elu, Waitabula dan tamat pada tahun 1986 lalu menempuh studi di Fakultas Hukum Undana Kupang.
Tuntas kuliah di Fakultas Hukum Undana Kupang tahun 1992, ia memulai karier sebagai Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP3) sebuah program di Kanwil P dan K Provinsi NTT.
Ia ditempatkan di Kampung Baru, Larantuka, Kabupaten Flores Timur dan menjalani tugas dari tahun 1994 sampai tahun 1996.
Setelah itu Rikhardus kembali ke tanah kelahiran dan memulai profesi baru sebagai pengacara praktek di Pengadilan Negeri Waikabubak, Sumba Barat pada tahun 1997-1998.
Karier Merangkak Naik Meski Pernah Non Job
Rupanya Dewi Fortuna selalu berpihak pada Rikhardus, di tahun 1999 ia lulus seleksi PNS dan memulai tugas baru sebagai staf pelaksana hingga Kepala Seksi Tramtib di Kantor Camat Kodi sampai tahun 2005.
Jabatan sebagai Kepala Seksi Tramtib masih disandangnya ketika sudah berpindah tugas di Kantor Camat Kodi Utara dari tahun 2005 sampai tahun 2007.
Pindah dari Kecamatan Kodi Utara ia ditunjuk sebagai Sekcam Kodi sejak Mei 2007 hingga Februari 2008, dan kemudian menjabat Sekcam Kodi Utara hingga Juni 2009.
Kariernya terus menanjak dan menduduki posisi sebagai Kepala Bidang Sarpras Dinas PKPPO Kabupaten SBD sejak Juni 2009 sampai dengan Januari 2011.
Dari Januari 2011 sampai Desember 2014 Rikhardus menjabat sebagai Camat Kodi dan kemudian harus non job sebagai staf di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten SBD sampai Agustus 2015.
Posisi sebagai Sekretaris Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika dijabatnya sejak Agustus 2015 sampai Maret 2020 dan kemudian pindah tugas menjadi Sekretaris BKPSDM Kabupaten SBD hingga Desember 2021.
Setelah itu ia dipercaya naik jabatan sebagai Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten SBD hingga Januari 2023.
Selepas dari BKPSDM ia diberi mandat memimpin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten SBD hingga saat ini dengan pangkat/golongan Pembina Utama Muda/IV C.
Di tengah keluarga, pribadi Rikhardus dikenal sebagai figur perekat yang merangkul, berbaur, peduli, dan ringan tangan serta hidup sangat sederhana meski menjabat sebagai kepala dinas di salah satu instansi basah.
Kepribadian inilah yang membuat ia amat dicintai dan didukung, terbukti dengan terpilihnya Leonitius M. R. Kaka putra sulung Rikhardus sebagai anggota DPRD SBD dari PAN berturut selama dua periode sejak pemilu 2019 lalu.
Meski tidak sempat kuliah, putra keduanya kini mengabdi sebagai tenaga kontrak daerah (sopir dinas), dan dua anak lainnya kini tengah melanjutkan kuliah di Yogyakarta.
Menanggapi keinginan rakyat yang menghendaki ia maju di pilkada 2024, Rikhardus mengatakan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan (vox populi vox Dei).
Namun ia tidak bisa memungkiri realita, kendati ada semangat berkobar ingin menjawab keinginan luhur masyarakat.
“Saya rasakan dorongan itu demikian kuat, dan keinginan akar rumput inilah satu-satunya modal utama saya,” tandas Rikhardus. ( JIP/MS )