Politik

Di Tengah Sepinya Minat Figur Kodi, Sosok ARP Mengemuka sebagai Salah Satu Bakal Calon SBD 1

×

Di Tengah Sepinya Minat Figur Kodi, Sosok ARP Mengemuka sebagai Salah Satu Bakal Calon SBD 1

Share this article

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Perhelatan pilkada serentak tahun 2024 nyaris di depan mata, bahkan terbetik kepastian masa jabatan bupati-wakil bupati SBD yang berakhir pada 31 Desember 2023 mendatang.

Dari berbagai sumber informasi yang dihimpun media ini, figur bakal calon bupati SBD masih didominasi tokoh asal Wewewa, dan belakangan muncul satu nama asal Loura.

Bumi Nyura Lele Maya-Wee Paboba Jarra (Wewewa) telah menghadirkan nama Markus Dairo Talu, Marten Kristian Taka, Dominggus Dama, Soleman Lende Dapa, Gerardus Maliti, dan terakhir ada yang menyebut sang Sekda Fransiskus M. Adi Lalo.

Sedangkan salah satu putra Aba Luna Lele-Liku Lai Paloda yang sejak setahun lalu disebut ingin mencalonkan diri sebagai calon bupati SBD adalah Marsel Lete Boro.

Hingga kini, dalam pantauan media ini belum satu pun anak ibu pertiwi tana Nyale yang menyuarakan niat untuk maju dalam bursa bakal calon orang nomor satu di kabupaten ini.

Nama-nama seperti Dominggus Bulla, Christofel Horo, Agustinus Mali, Yeremia Tanggu masih digadang untuk kursi orang nomor dua yang dipatutkan dengan mantan bupati MDT.

Ada juga yang menyebut Kepala Dinas P dan K Kabupaten SBD, Rikhardus Holo Kondo, dan anggota DPRD Provinsi NTT, Dominikus Alphawan Rangga Kaka di deret bakal cawabup.

Baru satu nama figur asal Kodi untuk bakal calon ED 1 C yang sering terdengar dalam perbincangan publik dimana menyebut Kepala SMK Pancasila, Aleks Rangga Pija.

Beberapa kali media ini coba mengorek pendapatnya, pegiat pendidikan itu enggan berkomentar tentang politik, dan akhirnya isi berita pun pindah topik membahas persoalan lain.

“Kita fokus dulu urus masalah pandemi COVID-19, tidak elok bicara politik di tengah kesulitan rakyat saat ini,” ujarnya pada medio 2021 silam.

Berkali-kali setelah itu, tokoh pendidikan yang sukses menghadirkan beberapa sekolah dengan fasilitas berkelas ini enggan mengomentari isu yang menyebutnya sebagai salah satu figur Kodi yang layak tampil jadi orang nomor satu.

Berita tentang dunia pendidikan yang ditekuninya dengan ulet lagi-lagi jadi bahan publikasi media ini, karena tidak satu pun kata tentang pilkada yang disampaikannya.

“Saya ini bukan seorang politisi dan sama sekali tidak punya latar belakang tentang itu, tidak ada yang bisa saya komentari,” katanya suatu ketika, pada beberapa bulan lalu.

Kendati demikian, nama Aleks Rangga Pija sering saja disebut manakala pembicaraan dengan beberapa narasumber membahas sosok orang nomor satu asal Kodi.

Salah satunya disampaikan seorang pejabat di lingkup Setda Kabupaten SBD dalam sebuah bincang sebulan lalu.

“Meski saya juga orang Kodi tidak ada maksud bicara primordialisme, karena memang saat ini belum ada figur asal Kodi yang menyatakan niat jadi calon orang nomor satu,” bebernya.

Menurutnya, meski tidak punya basis partai, nama Aleks Rangga Pija selalu mengemuka dalam topik pembicaraan usai sang dokter tidak lagi masuk gelanggang lima tahunan ini.    

“Dengan daya dukung keberhasilan di dunia pendidikan Pak Aleks punya kapasitas sebagai pemimpin, dan juga memiliki akses politik yang cukup baik,” tutur narasumber yang tidak mau disebut identitasnya ini.

Sejatinya tidak kurang juga kader Ana Tukul Pola Kodi-Ana Pola Barama dan putra-putri Ana Kodi Gubangedo-Ana Balagharugu Tana yang sudah malang melintang di berbagai posisi penting.

Skeptis yang menggelitik lagi-lagi mengganggu untuk kembali menemui sosok yang sukses mengangkat pamor SMK Pancasila Tambolaka dari sebuah sekolah yang dipandang sebelah mata, kini jadi salah satu lembaga pendidikan elit dan favorit di ibu kota.

Ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/07/2023) ia masih juga enggan menanggapi isu tentang dirinya yang digadang sebagai calon orang nomor satu dari wilayah Kodi.

Secara pribadi, aku Rangga Pija, dirinya belum berpikir sejauh itu. Tapi ia sangat menghargai pendapat berbagai kalangan yang muncul di ruang publik.

“Hal ini mengindikasikan bahwa ada kemampuan dan keinginan masyarakat untuk mengidentifikasi kapasitas seorang calon pemimpin,” kata Aleks.

Pokok pikiran saya, lanjutnya lagi, pilkada 2024 masih jauh di depan mata. Biarlah berbagai asumsi berwujud wacana ini bergulir di ruang pembicaraan publik.

“Apalagi saya ini orang pendidikan yang tidak punya partai, dan bukan anggota partai lalu hanya dimunculkan saja. Ini pun sudah jadi satu masalah untuk saya,” ujarnya retoris.

Mencari pintu masuk, sebutnya, adalah hal yang agak sulit jika harus butuh dana lagi. Rentetan efek dominonya, dana jadi masalah kedua.

“Saat ini saya belum berpikir untuk bicara politik, apalagi mencalonkan diri dalam pilkada,” lanjut magister pendidikan ini.

Bicara politik sebut Aleks, bukanlah sesuatu yang tabu. Namun ia mengingatkan, di balik semua itu semangat berpolitik mesti diimbangi pula dengan kesiapan dukungan partai politik.

Semangat ini harus terkanalisasi dengan baik lewat kesiapan infrastruktur partai sebagai kendaraan politik.

Ia menambahkan, pemimpin dipilih untuk menghadirkan kemashalatan hidup rakyat. Untuk semua itu, pemerintah telah ditunjang dengan dana yang tinggal dieksekusi.

“Tidak seperti kami yang bergelut di dunia pendidikan swasta, harus pandai mencari cara agar tidak macet gara-gara dana. Sekolah tetap eksis dengan layak tidak asal-asalan bangun lalu mendidik anak bangsa dengan kondisi morat-marit,” sambungnya.  

Menurut dia, tidaklah sulit membangun kabupaten SBD asal dilandasi keikhlasan hati sebagai pemimpin.

“Pendapat saya, jangan jadi pemimpin karena ingin makmur dari kepemimpinannya, tapi hendaklah hidup seperti apa yang dirasakan rakyat,” tutur Aleks.

Sejatinya, jika pemimpin makmur, berarti rakyatnya juga harus makmur. Kalau rakyat tidak panen dengan baik, maka pemimpin juga mestinya tidak bisa tidur.

Di ujung perbincangan, saat ditanya kesediaannya jika dikehendaki rakyat untuk jadi calon orang nomor satu, dirinya teguh tidak memberi jawaban.

“Mau jawab apa karena saya ini non partai. Anggota saja bukan apalagi pengurus partai,” komentarnya singkat mengakhiri bincang siang itu.  ( JIP/MS )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *