TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Optimalisasi lahan tidur yang terlantar tidak tergarap jadi perhatian khusus bakal calon bupati SBD, Drs. Dominggus Bulla, M.Si.
Pecinta olahraga bela diri ini sudah mendaftarkan diri di sejumlah partai politik sebagai langkah awal merangkai jalan menuju kontestasi pilkada November mendatang.
Ditemui media ini pekan lalu, Asisten Bidang Pembangunan dan Ekonomi Setda Kabupaten SBD tersebut menegaskan, niatnya mencalonkan diri semata didasari keinginan mengabdi bagi masyarakat dan daerah.
“Selagi pikiran dan raga masih mampu, saya mau sumbangsihkan untuk masyarakat SBD,” ujar Dominggus.
Salah satu agenda pokok mantan atlet kempo yang sudah menjajal kemampuan dan menoreh prestasi di berbagai even tingkat nasional ini adalah optimalisasi lahan tidur yang masih sangat luas di SBD.
Drs. Dominggus Bulla, M.Si dalam sebuah momen tugas mewakili kabupaten SBD beberapa waktu lalu. ( Foto dok. pribadi )
Ia mengatakan, potensi lahan tidur yang selama ini terlantar sama sekali tidak dilirik sebagai aset berharga untuk mendorong kemajuan ekonomi daerah.
“Misalnya lahan di sepanjang pesisir pantai yang membentang dari wilayah Loura hingga Kodi Balaghar,” tutur pria yang sebelumnya lama berdinas di Kabupaten Kupang ini.
Birokrat yang sudah malang melintang memimpin sejumlah OPD ini menyebut, jika potensi lahan tidur yang luasnya tidak terkira dioptimalkan niscaya perekonomian daerah terdongrak.
Dominggus berniat menggenjot pendapatan daerah dengan motivasi membangun infrastruktur pendukung di sepanjang wilayah pesisir.
“Kita buka akses jalan memadai dan jaringan listrik sebagai pendukung utama yang bisa memancing aktivitas di sepanjang pesisir,” ungkapnya.
Tersedianya sarana pendukung tersebut dimaksudkan pula agar para investor bisa bergairah dan kemudian berminat menanamkan modalnya di daerah ini.
Salah satu hal yang mematikan minat investasi di kabupaten ini, sebutnya, karena tidak ada dukungan infrastruktur yang memadai.
“Mana bisa orang punya minat investasi di bidang pariwisata jika sepanjang jalur pesisir tidak ada akses listrik dan jalan,” imbuhnya.
Selain itu, apabila infrastruktur pendukung ini sudah tersedia, maka seluruh pemilik lahan kosong bisa dipaksa untuk segera memanfaatkan kintalnya masing-masing.
Dikatakannya, untuk hal dimaksud ada regulasi sebagai dasar bagi pemerintah untuk meminta seluruh pemilik lahan yang kebanyakan berdomisili di luar daerah agar datang berinvestasi.
“Saat ini pemerintah daerah seperti tersandera dengan keberadaan lahan kosong di sepanjang pesisir pantai, padahal ini aset potensial untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah,” jelas Dominggus.
Obsesi Kabupaten Jagung dan Pabrik Pakan Ternak
Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan regulasi yang ada pemerintah bisa mengambil alih pemanfaatan lahan kosong, salah satunya untuk kegiatan pertanian.
Lahan ribuan hektar itu akan dimanfaatkan untuk menjadikan SBD berdaulat di bidang pangan dan obsesi jadi kabupaten jagung bisa terwujud.
“Dengan produksi jagung yang melimpah kita juga bisa hadirkan investasi untuk pabrik pakan ternak yang bisa menyerap tenaga kerja,” sebutnya pula.
Dengan demikian, kelak tidak ada lagi warga SBD yang mengais rezeki di luar daerah sebagai buruh panen jagung.
“Sungguh miris, warga SBD jadi buruh petik jagung di luar daerah padahal kita punya lahan kosong subur yang luas,” tandas Dominggus. ( JIP/MS )